2 Mengosongkan papan paku terlebih dahulu. 3. Menyediakan karet gelang dua warna yang berbeda sebagai alat yang bisa membentuk bangun datar yang diinginkan. 4. Mengocok dadu, lalu lihat rumus bangun apa yang keluar. Setelah itu bentuklah bangun geometri sesuai dengan rumus yang keluar tersebut. 5. Menentukan ukuran bangun datar yang akan
Sebutan “Sentra Bahan Alam” dalam Model Sentra bisa dikatakan sebagai peng-Indonesia-an bukan penerjemahan dari Sensory Center, yang di dalamnya tersedia kesempatan bagi anak untuk “main berantakan” messy play. Bahan-bahan dan alat-alat main yang digunakan di Sentra Bahan Alam memungkinkan organ-organ sensorimotor anak bekerja untuk mengenal, mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan atau konsep yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak berkesempatan mengenal sifat-sifat benda, mengamati, menyentuh, memegang, merasakan teksturnya, juga menemukan pengalaman-pengalaman konkret tentang kejadian dan hubungan sebab-akibat melalui interaksi dengan bahan-bahan dan alat-alat. Sentra Bahan Alam memang disediakan untuk memfasilitasi dorongan ingin tahu curiosity anak pada benda-benda. Anak usia dini sejak masa paling awal kehidupannya adalah peneliti. Bayi yang menggenggam jari ibundanya sesungguhnya ia sedang belajar. Kulit tangannya yang halus menyerap informasi tentang tekstur dan informasi itu terekam dalam otaknya. Ada dorongan dalam dirinya untuk mengarahkan benda yang dia pegang ke mulutnya untuk mengeksplorasi lebih jauh. Karena itu, para Bunda yang mengasuh bayi perlu berhati-hati agar tidak memenggal upaya eksplorasi sang buah hati. Meskipun ia bayi yang baru berusia seminggu, ajaklah berbicara dengan nada suara yang nyaman dan menyenangkan. Terangkan banyak informasi tentang apa yang dia pegang. Sebisa mungkin ungkapkan dengan kata-kata setiap hal yang Bunda lakukan saat berada bersama bayi. Termasuk meminta izin, jika Bunda ada keperluan untuk meninggalkannya sesaat, misalnya untuk ke kamar mandi. Sebab, informasi-informasi dan kosakata yang Bunda ucapkan akan membantu bayi berlatih membangun pengetahuan dan konsep. Seiring dengan proses penyempurnaan fungsi-fungsi panca indera, bagian-bagian tubuh dan organ-organ tubuhnya, kemampuan anak untuk menyerap informasi dan belajar itu terus meningkat kualitasnya. Modal naluri untuk meneliti dan belajar itu oleh pemikir Swiss, Jean Piaget, dinamakan schema, yang meningkat melalui proses asimilasi dan adaptasi. Baca juga posting terdahulu berjudul, “Bermain itu Belajar”. Peningkatan kualitas schema berarti bertambah pula moda-moda belajar anak, seiring dengan bertambahnya keragaman informasi dan pengetahuan yang telah diserapnya. Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasinya melalui bermacam-macam kegiatan main. Anak bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump, menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Anak juga bisa bermain finger painting dengan bahan dari tepung maizena, main ublek, bereksperimen bentuk-bentuk geometri atau bentuk apapun dalam imajinasinya dengan playdough, melukis dengan kuas, bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur dan lain-lain. Tak pelak, kegiatan-kegiatan main itu berisiko membuat anggota tubuh atau pakaian anak anak-anak menjadi basah atau belepotan. Itu sebabnya permainannya dinamakan “messy play”. Sentra Bahan Alam memberi kesempatan anak-anak bereksplorasi seluas-luasnya, kalau perlu dengan risiko basah atau belepotan. Tapi, pada saat yang sama, risiko itu sekaligus juga menjadi peluang untuk membangun sikap tanggungjawab, memahami aturan main dan mengerti konsekuensi perbuatan melalui pengalaman-pengalaman main yang konkret. Anak-anak belajar mengenal batasan-batasan, aturan, konsekuensi, dan karena itu belajar mengontrol diri, sikap serta gerakan. Anak-anak yang mendapat giliran bermain di Sentra Bahan Alam, terutama yang masih Play Group dan TK-A, selalu membawa pakaian ganti. Namun, ketika sudah memasuki TK-B mereka biasanya tidak memerlukan pakaian ganti, karena gerakan-gerakan dan sikap-sikap mereka sudah terkontrol. Mereka mengerti, ada konsekuensi bila terlalu asyik dan tidak dapat mengontrol diri saat “messy play”. Bisa-bisa kesempatan bermain dengan permainan yang “kering” menjadi berkurang, atau bahkan tidak ada lagi. Permaian yang “kering” itu antara lain menyendok dan menuang jagung dengan alat takar berbagai ukuran, menggambar dengan krayon/pensil warna pada kertas, menyetrika baju-baju dengan setrika mainan dan lain-lain. Begitulah kekayaan fasilitas pembelajaran dalam Sentra Bahan Alam, meskipun bahan-bahan dan alat-alat mainnya cukup sederhana. Anak-anak berkesempatan belajar tentang konsep-konsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk sikap-sikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa. Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya, Sentra Bahan Alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang dibutuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis. Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode usia emas golden age. Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak. Jadi, wahai ayahanda-bunda, berhentilah menuntut guru TK/RA/PAUD mengajari putera-puteri kita baca-tulis-hitung. Banyak hal yang jauh lebih penting dari sekadar kemampuan calistung pada anak usia dini. Sebab, jika kesempatan emas itu terlewatkan dan otot-otot dasar kehidupan mereka tidak terbangun secara terpadu dan menyeluruh, maka putera-puteri kita akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi berbagai tantangan di masa dewasanya kelak.Emelda
SENTRA: Persiapan KELOMPOK / UMUR : B / 5-6 Tahun KOMPETENSI DASAR PROSES KEGIATAN ALAT dan BAHAN Berdoa Bersama ( 08.00 – 08.30 ) - Anak – anak. 6. Anak dapat menyusun huruf membentuk kata rumah - Alat peraga huruf abjad 7. Anak dapat mencap kata rumah - Cap huruf, tinta, bantal cap, kertas HVS . 8. Anak dapat meniru kosa kata (tempat
Related PapersAlat Peraga adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern,konvensional,dan tradisional. APE didesain secara sederhana dan ringan sehingga mudah untuk dibawa dan dijinjing oleh anak. Bahan yang biasa digunakan harus aman bagi siswa. Bahan yang bisa digunakan adalah bahan yang berada dilingkungan sekitar seperti kayu, styrofoam,busa, tekstil, kardus, tali, karet, kulit, karton dan bahan alam lainnya seperti batu,kayu, daun-daun, biji-bijian, pelepah pisang,bambu dll. Pentingnya penggunaan alat peraga bagi anak didik paud diantaranya merangsang Motorik anak didik, mengenal Bentuk Benda Pada Anak Didik, dan mempermudah Guru Dalam Proses Belajar Mengajar PAUD. Selanjutnya setelah memilik APE untuk siswa, diperlukan evaluasi Output Pembelajaran Pada Anak Didik Setelah Menggunakan Alat Peraga. Fungsi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Evaluasi media ini terdiri dari evaluasi permatif yaitu proses pengumpulan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan pembelajaran, sedangkan evaluasi sumatif digunakan untukCreativity is one of the objectives for nonformal education. However, creativity is not well developed enough as it was observed at Play Group of Aisyiyah 02 Pati. Through waste cartoon, children can be trained to develop their creativity. The article reports the progress of how waste cartoons be made as puppets. It is an art work, and students should be creative. The progress shows how talented and creative learners are in producing puppets and telling stories , on Permendikbud No. 137 concerning National Standards for Early Childhood Education, early childhood educators are professionals in charge of planning, implementing learning, and assessing learning outcomes, as well as providing guidance, training, care and protection. Therefore, to support the learning process in teaching and learning activities, it is necessary for the creativity of teachers to develop, plan and implement their use in the use of teaching media such as Educational Game Tools, better known as APE. Based on initial observations, the phenomenon that occurs in the early childhood education environment is found to be low in the use of Educational Game Tools and teacher creativity in the learning process. The fact that exists in the field is what makes researchers carry out programs that can improve the quality of teachers in East Lombok through learning development training. This training for professional educators or teachers is a technique for planning teachin...Permasalahan yang ditemukan dalam mengembangkan kreativitas anak di TK Negeri Pembina Sikur adalah tidak dimanfaatkannya alat permainan edukatif yang sudah disediakan oleh sekolah. Alat permainan edukatif yang ada hanya menjadi simpanan di gudang dan tidak pernah di aplikasikan dalam pembelajaran anak. Guru lebih monoton mengajar menggunakan majalah dan buku tugas anak. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan desain Randomized Pretest-Postest Control Group Design yaitu adanya kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk memperoleh pengembangan yang optimal, kelompok perlakuan diberikan treatmen sebanyak 5 kali sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Untuk mendapat hasil data yang sesuai, peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi, dokumentasi dan instrumen pengembangan kreativitas anak. Subjek yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas A1 sebagai kelompok perlakuan dengan jumlah 10 anak yang terdiri dari 4 laki-laki dan 6 perempuan, dan kelompok A2...The problem of this study was the lack of teachers knowledge especially in using learning educational games. This study aimed to describe teachers knowledge of educative tools in learning. The study population was all early childhood teachers qualified as bachelor degrees with a total of 87 teachers. The research sample was 47 teachers by using purposive sampling techniques. Data were collected by using tests and analyzed by using descriptive quantitative. The results showed that 60% teachers has lack understanding in using educational tools, while there were 13% teachers who do not even know about the using of educational tools. From all the indicators it can be showed that teachers has a lack of understanding in benefits 64%, requirements 55% and management of tools educative learning 75%. It can be concluded that teachers still has a lack understanding in managing educative tools in learning. Masalah penelitian ini adalah kurangnya guru memanfaatkan alat permainan edukatif ...Keterlambatan perkembangan motorik halus dapat berdampak pada menurunnya kekuatan otot dan jari-lengan. Bentuk kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus anak salah satunya kegiatan meronce. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian adalah eksperimen dengan jenis design one group pre-test and post-test. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun, yaitu kelompok B2 sebagai eksperimen dengan berjumlah 15 anak yang dilakukan di RA Al-Ikhwan School selama Bulan Juni 2020. Uji hipotesis menggunakan uji-t dengan program SPSS Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan data hasil uji-t memperoleh nilai Sig 2-tailed sebesar 0,000 < 0,05, artinya diterima dan ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. D...ABSTRAK Penelitian ini berawal dari kenyataan bahwa kurang berkembangnya kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Motorik halus anak belum berkembang secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan gerakan jari jemari anak yang masih kaku untuk melakukan kegiatan motorik halus, seperti mengenggam, meremas, memilin dan mencetak belum sempurna. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan media playdough dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi literatur atau studi kepustakaan dengan teknik pengambilan data dari hasil menelaah buku-buku, jurnal, majalah, dan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan media playdough motorik anak berkembang dengan baik sehingga tujuan dalam mengembangkan motorik halus anak bisa tercapai sesuai harapan. ABSTRACT This research stems from the fact that fine motor skills are less developed in early childhood. fine motor skills of children have not developed optimally. This is indicated by the still stiff finger movements of the child to perform fine motor activities, such as grasping, squeezing, twisting and printing rudely. The purpose of this study is to describe the use of playdough media in improving fine motor development in early childhood. The type of research used is literature study research with data collection techniques from the results of reviewing books, journals, magazines, and articles related to the research topic. The results showed that by using playdough media, children's motor skills developed well so that the goals in developing children's fine motor skills could be achieved as expected. PENDAHULUAN Masa usia dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan selanjutnya karena pada masa usia dini merupakan masa peka atau masa golden age. Pada masa ini anak lebih mudah untuk menerima rangsangan dari lingkungan untuk menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikan di kemudian hari Yusanti & Suryana Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut usia keemasan. Masa ini merupakan masa pembentukan jaringan otak dan perkembangan psikologis dan emosi anak, agar tumbuh kembang anak baik dan berjalan sesuai dengan kematangan usianya, jangan sampai masa emas ini berlalu tanpa adanyaModel pembelajaran adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada anak dan di dalam lingkaran. Model pembelajaran sangat menentukan terhadap pencapaian aspek perkembangan anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penerapan model pembelajaran sentra di TK Amani Insani Yogyakarta. Subjek penelitian menggunakan anak usia 5-6 tahun atau kelompok B, kepala sekolah, dan guru kelompok B. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan model dari Miles Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran sentra di TK Amal Insani sudah diterapkan dengan baik. Terdapat sentra persiapan, sentra bahan a;am dan cair, sentra imtaq, sentra main peran, sentra balok, seni-kreativitas dan sentra musik-olah tubuh. Faktor pendukungnya terdiri atas, kompetensi kepala sekolah, peran kepala sekolah dan kelengkapan APE Alat Permainan Edukatif. Selanjutnya faktor yang menghambat adalah lemahnya guru yang kreatif dan lemahnya karakter guru.
MANE(Ind. Bahan Kimia ) Judul MOU : PRAKERIN SISWA AP PT.LOREAL INDONESIA (Ind MOU : PRAKERIN SISWA PM PT. BNM (Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan ) Judul MOU : PRAKERIN SISWA AK Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang (0.49 Km) Jl. Raya Industri Pasir Gombong Alat Peraga: Milik: Layak: 1: RUANG 1TKJ1: Meja Siswa: Milik: Layak: 36
6 Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat berupa • berbagai macam buku cerita • ensiklopedia anak • meja • bantal baca • alat gambarlukismencap • alat pertukangan • alat elektronik • playdoughplastisin • tanah liat • alat eksperimen tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, binatang • pinset • berbagai jenis botoltube • corong air Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat berupa • rak barang • kartu huruf • folder anak • macam-macam gambar • kartu kata • kertas, alat tulis • gambar seri • karpet puzzle huruf • karpet puzzle benda-benda 5. Sudut Kebudayaan Culture and Library Corner Di sudut ini anak-anak diperkenalkan mempelajari Geografi , Sejarah, iImu tentang tumbuh-tumbuhan dan iImu pengetahuan yang sederhana. Anak-anak belajar secara individual, kelompok, dan diskusi mengenai dunia sekitar mereka pada saat ini dan masa lalu. Pengenalan akan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan binatang seperti juga pengalaman sederhana untuk mengetahui lebih jauh tentang ilmu pengetahuan alam. Selain itu, anak-anak pun diperkenalkan tentang masakan khas daerah melalui kegiatan memasak. Mengenal tumbuh-tumbuhan di sekitar. PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15 7. Sentra Bahan Alam Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan sains, matematika, dan seni. Sentra bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Di sentra bahan alam anak memiliki kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai pikiran dan gagasan masing-masing dengan hasil yang berbeda. Gunakan bahan dan alat yang ada disekitar. Perhatikan keamanannya. Bahan dan alat yang digunakan harus bebas dari bahan beracun atau binatang kecil yang membahayakan. 8. Sentra Memasak Sentra memasak kaya dengan pengalaman unik bagi anak mengenal berbagai bahan makanan dan proses sain yang menyenangkan. Di sentra memasak anak belajar konsep matematika, sains, alam, dan sosial sehingga menunjang perkembangan kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik, dan juga seni, serta nilai agama. Model-model tersebut di atas merupakan hasil penelitian dan penerapan para pakar pendidikan anak usia dini yang berlangsung bertahun-tahun sebelum disosialisasikan lebih luas. Pengkajian oleh para ahli dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas model-model tersebut mampu membantu anak dalam belajar. Setiap model model memiliki kekuatan dan keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, apa pun model yang digunakan, anak bisa bermain nyaman, aman, dan berkembang kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan perilaku baiknya. Penataan main di sentra bahan alam. 14 Alat dan bahan • mainan untuk pasar-pasaran • mainan untuk rumah-rumahan • mainan untuk dokter-dokteran • mainan untuk kegiatan pantai • mainan untuk tukang-tukangan • mainan untuk kegiatan nelayan • mainan salon-salonan • dll. 4. Sentra Imtaq Sentra Imtaq mengenalkan kehidupan beragama dengan keterampilan yang terkait dengan agama yang dianut anak. sentra Imtaq untuk satuan PAUD umum mengenalkan atribut berbagai agama, sikap menghormati agama. 5. Sentra Seni Sentra seni dapat dibagi dalam seni musik, seni tari, seni kriya, atau seni pahat. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra seni yakni seni musik dan seni kriya. Sentra seni mengembangkan kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan lainnya. 6. Sentra Persiapan
SentraSeni & Kreativitas; Sentra Bahan Alam; Sentra Persiapan; Sentra Ibadah; Sentra Balok; Sentra Main Peran Makro; Sentra Musik & Olah Tubuh; Galeri Kegiatan; PMB; Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Alat Peraga Penunjang Belajar. Toilet yang Representatif. Dapur. Taman Baca. Mushola. 1 Kelompok Dibimbing 2 s/d 3 Guru. Bagikan. KB TK Islam
SosraitAdalah Salah Satu Unit Business Pt Toya Konsep Alam, Wholesale Produk-Produk Alam Yang Dipasarkan Secara Online Dengan Konsep B2b.Pt Toya Konsep Alam Berdiri Sejak 2002 Dan Sudah Memiliki Pabrik Di Sumba, Bali, Lampung, Cibitung Dan Cikarang.Tersertifikasi Iso 9001 2015, Tersertifikasi Produk Organik Dan Halal Mui.Semua Produk Sosrait Adalah Hasil

Sentrabahan alam dipergunakan untuk mempelajari bahan–bahan alam seperti: pasir, pakai sebagai alat peraga seluruh bagian tanaman yang ada

. 457 308 288 480 439 479 26 51

alat peraga sentra bahan alam