L Suatu malam di musim panas 2002. Menyeberangi jarak yang cukup jauh, dan teman berbincang-bincang di telepon. Percakapan yang sangat luar biasa, dan selama itu, kami memutuskan untuk menulis artikel bersama tentang rasa minder kami hadapi, kesadaran yang kami dapatkan melalui Alkitab, dan bagaimana bisa menghadapi ketidaksempurnaan sebagai wanita Kristen.
- Hidup sukses dan bahagia merupakan idaman bagi semua orang. Dengan kesuksesan, kamu menikmati hari-hari dengan tersenyum. Untuk mencapai kesuksesan, orang akan berlomba-lomba berusaha dengan usaha masing-masing misalnya dengan memilih sekolah yang terbaik hingga tambahan era revolusi industri kesuksesan seseorang juga akan banyak ditentukan oleh tuntutan soft skills yang tinggi. Baca juga Tanpa Pendidikan Karakter Kita Semua Lumpuh Mana yang paling menentukan dalam hal mencapai kesuksesan seseorang? Apakah kepintaran atau karakter? Tentunya, siapapun tentu punya jawaban yang beda-beda dengan catatan dan argumentasi masing-masing. Berikut beberapa penelitian dan pendapat tentang faktor yang menentukan kesuksesan seperti dikutip dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 1. Soft Skills mendominasi keberhasilan Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis hard skills saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain soft skills. Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian di Harvard University Amerika Serikat. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skills dan sisanya 80 persen oleh soft skills. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skills daripada hard Pendidikan karakter pengaruhi motivasi belajar siswa Buliten Character Educator yang diterbitkan oleh Character Education Partnership mengungkapkan mengenai hasil studi yang dilakukan Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Hasil studi itu menunjukan, motivasi siswa sekolah cenderung meningkat dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukan terjadi penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. 3. Tak melulu kecerdasan otak Sebuah buku berjudul Emotional Intelligence and School Success karangan Joseph Zins 2001 mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dalam buku itu dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Baca juga Fokus Pendidikan Karakter bagi Siswa SLB Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak tetapi pada karakter. Karakter yang membantu untuk meraih keberhasilan yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi. 4. Kecerdasan emosi berpengaruh Pakar psikologi Daniel Goleman menjelaskan bahwa keberhasilan seseorang ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak IQ. Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kriteriapertama adalah apakah karya sastra yang bersangkutan itu memperlihatkan adanya kebaruan (inovasi). Dalam hal ini, acuan yang dapat dijadikan sebagai dasar kriteria adalah kenyataan bahwa sastra selalu berada dalam ketegangan antara konvensi dan inovasi. Artinya, bahwa dalam kesusastraan modern, apakah kebebasan berkreasi sebagai hak
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia Hanya Berusaha Allah SWT Yang Menentukan Manusia hanya berusaha Allah SWT yang menentukan segalanya. Kalimat ini mempunyai hikmah atau pelajaran bagi yang ingin sudah berusaha sekeras tenaga atau banting tulang diibaratkan kepala dijadikan kaki atau sebaliknya kaki dijadikan kepala tetap saja kalau Allah SWT tidak berkehendak tidak akan terjadi. Bisa saja jalan yang ditempuh atau sesuatu yang diperjuangkan nantinya kurang baik untuk dirinya atau saat ini Allah SWT belum mengizinkan untuknya. Itulah kasih sayang Allah SWT untuk seseorang yang berusaha tidak terwujud atau ada seseorang yang mau mendaftarkan diri jadi pegawai melalui link pendaftaran. Suatu hari ada informasi ada lowongan pekerjaan untuknya. Lowongan tersebut sesuai dengan pemberkasan online sudah dilalui. Pemberkasan tersebut sudah diupload dan secara pemberkasan administrasi dia sudah memenuhi yang lainnya sudah disiapkan termasuk karya ilmiah. Tinggal beberapa hari lagi akan mengikuti ujian kompetensi. Persiapan untuk menghadapi ujian kompetensi sudah mempersiapkan, seperti menghapal, membaca dan latihan ujian kompetensi online. Suatu hari ujian kompetensi online akan dilalui. Laptop dan jaringan internetnya sudah disiapkan melalui wifi. Kemudian siap-siap membuka tersebut dipersiapkan untuk mengikuti ujian. Soal mulai dia kerjakan dengan semangat dan dipertengahan ketika dia baru mengerjakan ternyata sinyal wifinya ada dia harus mengkoneksikan ke jaringan yang lain. Hospot hp yang biasa nyala kenapa pada waktu itu tidak ada jaringan padahal sebelumnya laptopnya tidak bermasalah ketika menggunakan wifi atau hospot hp. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya
Manusiahanya berusaha,tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah? Nabi; Malaikat; Guru; Alloh swt; Kunci jawabannya adalah: D. Alloh swt. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, manusia hanya berusaha,tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah alloh swt.
“Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya” Efesus 1 11 God is in control. Ungkapan ini sering kita dengar, tetapi tidak dapat diterjemahkan secara tepat dan singkat kedalam bahasa Indonesia. Mungkin ada yang mengartikan “Tuhan yang menentukan” , “Tuhan yang berkuasa” atau “Kehendak Tuhan jadilah” ; tetapi semua itu tidak sama dengan “Tuhan yang memegang kemudi”. Dalam kehidupan, manusia berusaha; tetapi Tuhan yang mempunyai rencana, akan mewujudkan rencana itu. Kehendak Tuhanlah yang pada akhirnya terjadi, sekalipun manusia melakukan apa saja yang diingininya. Manusia dengan akal budinya bekerja dan menempuh perjalanan hidup yang berliku-liku, tetapi Tuhan bisa mengakomodasi semua apa yang terjadi untuk mewujudkan semua kehendakNya. Banyak orang yang dengan mudah berkata bahwa apapun yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Tuhan. Tetapi, sekalipun maksudnya baik, ucapan itu tidak selalu tepat. Manusia sebagai ciptaan Tuhan bisa berbuat apa saja, tetapi belum tentu apa yang diperbuat mereka sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena itu adalah dosa, jika manusia berjalan menurut jalannya sendiri. Tetapi, ayat diatas menunjukkan bahwa Tuhan yang mahakasih mempunyai rencana yang memungkinkan orang yang percaya kepadaNya untuk bisa pada akhirnya menerima keselamatan melalui darah Yesus, sesuai dengan kehendakNya dari semula. Seperti apa yang terjadi dalam hidup rohani kita, apa yang terjadi dalam hidup jasmani kita dan juga apa yang terjadi di dunia, belum tentu indah. Manusia bisa jatuh sakit, entah itu karena pembawaan atau kelalaian, tetapi kehendak Tuhan yang mahakuasa pasti terjadi pada akhirnya. Malapetaka bisa terjadi di dunia yang sudah jatuh dalam dosa, baik karena kebodohan manusia maupun hukum alam, tetapi Ia jugalah yang memegang kemudi, dan pada akhirnya mencapai apa yang direncanakanNya. Apa yang terjadi dalam hidup kita sehari-hari seringkali membuat kita merenung. Apakah hal ini dan hal itu adalah kehendak Tuhan? Sebagai manusia kita mungkin tidak dapat memperoleh jawaban yang memuaskan. Apa yang dipikirkan manusia tidaklah sama dengan apa yang dipikirkan Tuhan. Kehendak Tuhan seringkali tidak terjangkau oleh pikiran manusia. Walaupun demikian, setiap orang beriman harus tetap setia untuk berkomunikasi dengan Tuhan untuk mencari kehendakNya. Hidup kita akan berjalan lebih lancar jika kita mengerti dan menuruti apa yang dikehendaki Tuhan. Pagi ini kita harus menyadari bahwa hidup di dunia ini adalah seperti perjalanan sebuah perahu. Kita mungkin ingin mengemudikan perahu itu karena merasa paham dan sanggup. Kita mungkin ingin mengabaikan rambu-rambu Tuhan dalam perjalanan, karena itu seolah cara yang cepat dan tepat untuk mencapai tujuan. Tetapi apa yang kita lakukan selalu membawa akibat dan resiko yang harus kita tanggung sendiri. Karena itu, adalah bijaksana jika kita selalu menuruti apa yang dikehendaki Tuhan dan membiarkan Dia memegang kemudi kehidupan kita, sebab kehendak Tuhanlah yang pada akhirnya terjadi. “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” Efesus 5 17
Halinilah yg tidak diketahui dan tak disadari oleh mereka yang anti tawassul. Juli 29, 2010 at 4:58 pm Sekali lagi pemahaman saya ini bukan merendahkan kedudukan dan kemuliaan Rosulullah SAW dan para shalafus sholeh TETAPI hanya berusaha untuk mengikhlaskan TAUHID kepada ALLAH dimana Rosulullah diutus dan juga mengikuti pemahaman para
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul sekita atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu lama dan terus - menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam 1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya 2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut 3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu ; ∗ Cita-cita ∗ Kebajikan ∗ Usaha ∗ Keyakinan / kepercayaan Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan . cita-cita aialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tenteram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan. B. CITA-CITA Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal ini tergantung dari tiga faktor ; 1. Manusianya, yaitu yang memiliki cita-cita 2. Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan 3. Seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai Faktor manusia yang mau mencapai cta-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang akan dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampunnya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan. Cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh suatu perjuangan hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas. Faktor Kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita. Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggibintang dilangit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya, demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara ada anjuran, agar seseorang menemukan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “bayang-bayang setinggi badan” artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilalui. Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran. C. KEBAJIKAN Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama, dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan. Manusia merupakan makhluk sosial manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi yaitu ; ∗ Manusia sebagai makhluk pribadi ∗ Manusia sebagai anggota masyarakat ∗ Manusia sebagai makhluk Tuhan Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang yang baik dan apa yang yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi sura hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Misalnya orang tahu bahwa membunuh itu buruk, jahat, suara hatinya mengatakan demikian, namun manusia kadang-kadang tak mendengarkan suara hatinya. Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karana itu, kalau seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai sdengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat adalah kumpulan pribadi- pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana sura hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginan yang baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik. Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/ masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian seseorang harus tunduk kepada apa yang baik bagi masyarakat umum. Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikan agar manusia berbuat baik dan menghilangkan perbuatan yang tidak baik. Jadi untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertinkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. Baik buruk, kebajikan dan ketidak bajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri nyata dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri sehingga tingkah laku setiap orang berbeda beda. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal 1. Faktor pembawaan heriditas yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal ini disebabkan karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu determinan berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga prinsip variasi dalam keturunan. Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung prinsip regresi filial. Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang. 2. Faktor lingkungan environment, lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-temansekolah kita ikut serta memberikan andilnya. 3. Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh, Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif,memberikan pada manusia bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang kesusahan, tetapi karena pernah memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong orang dalam kesusahan, tetapi karena niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang. Dalam prakteknya, diri ketiga faktor diatas, yaitu heriditas, lingkungan, dan pengalaman , manakah yang paling dominan, sulit diberikan jawaban karena ketiga-tiganya terjalin erat sekali. Disamping itu ketiga faktor tersebut dalam membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan pembentukan pada pribadi lain. D. USAHA / PERJUANGAN Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras. Kerja keras itu dapat dilakuan dengan otak / ilmu maupun dengan tenaga/ jasmani, atau kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya dari pada dengan jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmani dari pada otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani dari pada salah satunya. Para politikus lebih banyak kerja otak dari pada jasmani, sebaliknya prajurit lebih banyak kerja jasmani dari pada otak. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya itu tidak boleh bermalas-malas, bersatai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu. Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”. Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan cinta kasih antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hidu /idiologi yang dianut oleh suatu negara. E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari kata akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yaitu∗ Aliran naturalisme ∗ Aliran intelektualisme ∗ Aliran gabungan a. Aliran Naturalisme Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karana manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar, yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur. Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karana itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua macam yaitu ; 1. Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak absolut, terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah 2. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif terbatas. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaaan terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama, Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan yang tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religius keagamaan b. Aliran Intelektualisme Dasar aliran ini logika / akal. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir akal kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani. Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”, artinya daya rasa. Di barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir. Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan barat. Di timur orang mengutamakan hati nurani yang baik menurut akal belum tentu baik menurut hati nurani. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal ilmu teknologi. Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal berilmu dan berteknologi tinggi dapat menguasai individu yang berpikir rendah bodoh. c. Aliran Gabungan Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal, kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dunilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa hati nurani. Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomer duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan , dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif masyarakat, pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa hati nurani, logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme. Religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan. F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walaupun bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup iti tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik, adapun langkah-langkah itu sebagai berikut 1. Mengenal Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia. 2. Mengerti Tahap kedua untuk pandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dmaksudkan mengerti terhadap pandangan itu sendiri. Bila dalam brnegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam pandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup ini 3. Menghayati Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tau dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri. 4. Meyakini Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadaNya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam menyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti. 5. Mengabdi Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan menyakini sesuatuyang telah dibenarkan dan diterima oleh dirinya, lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan perwujudan manfaat. Mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaatitu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu dialam akherat. Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua. Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikutisegala perintahNya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua . Karena itu dahulu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri toh diasuhnya dan juga kita didik kepada hal yang baik. 6. Mengamankan Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdi diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lainyang mengganggu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya. Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu. Opini Pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakatpandangan hidup dalam kehidupan manusia merupakan sesuatu yang bersifat kodrati yang sudah ada dalam diri manusia sejak manusia menggunakan akal pikirannya, sumber pandangan hidup manusia bersumber dari berbagai hal dan sebab yang membuatnya harus mempunyai pandangan hidup sebagai dasar menjalani hidup dan cita – karena itu kita harus mempunyai suatu pandangan hidup yang baik agar kita tidak menyusahkan orang lain karena pandangan hidup kita yang berbeda dengan orang lain. Lihat Catatan Selengkapnya
yangmenentukan berhasil atau tidaknya organisasi mencapai tujuan. Meningkatnya kepuasan kerja dapat mempengaruhi kondisi kerja yang positif dan dinamis, sehingga memberi keuntungan nyata tidak hanya bagi perusahaan tetapi bagi pekerja itu sendiri. 2. TINJAUAN LITERATUR Teori Motivasi
Bagaimana proses manusia mencapai kejayaan?Manusia mencapai kejayaan melalui beberapa proses. Proses itu dimulakan dengan kita berusaha, kemudian bermunajat, berdoa, bertawakal dan akhirnya Allah SWT adalah wajib’ bagi setiap muslimin dan muslimat. Kita dilarang sama sekali sekadar berdoa dan bertawakal atau berserah kepada Allah SWT, sebelum berusaha kita berusaha bermati-matian, barulah kita berdoa dan bergantung harap kepada Allah SWT. Seterusnya, bertawakal kepada Allah SWT atas apa yang telah kita usahakan.Tawakal’ membawa maksud menyerahkan kembali usaha kita itu kepada Allah SWT untuk Allah SWT mengizinkan kejayaan itu milik kita, barulah kita akan beroleh kejayaan. Jika Allah SWT tidak mengizinkan, maka kita tidak akan beroleh proses kita mencapai kejayaan. Itulah hakikat pegangan Ahli Sunah Wal-Jamaah, yang perlu kita yakini. Manusia hanya mampu berusaha dan Allah SWT yang menentukan janganlah kita menghina-hina orang yang tidak solat, atau merendah-rendahkan orang yang gagal dalam hidup mahu pun peperiksaan. Sesungguhnya, kita mungkin akan menjadi lebih teruk daripada mereka, jika Allah SWT itu apabila muazin melaung;'Mari menuju kejayaan'Rasulullah SAW mengajar kita menjawab ajakan tersebut dengan kalimah;'Tiada daya upaya melainkan dengan izin Allah' Dalam erti kata lain, tidak ada sekelumit kejayaan yang mampu kita capai jika Allah SWT tidak mengizinkan. Berusaha bermati-matian pun kita tidak akan berjaya jika Allah SWT tidak mengizinkan. Oleh itu, janganlah kita sombong dan berbangga diri serta riak dengan kejayaan yang kita perolehi. Sesungguhnya jika Allah SWT tidak mengizinkan, semua itu tidak mungkin menjadi milik kita. Sesungguhnya sombong, riak dan berbangga dengan kejayaan diri sendiri, semua itu sifat syaitan laknatullah. Wallahu'alam.
Dan orang-orang yang berusaha untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (Al-Ankabut 69) "Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
JAKARTA – Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa takdir tidak bisa diubah hanya dengan semangat berusaha yang menggebu-gebu. Artinya, manusia hanya bisa berusaha secara maksimal, berdoa dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. سَوَابِقُ الْهِمَمِ لاَ تَخْرِقُ اَسْوَارَ الْأَقْدَارِ "Semangat yang menggebu-gebu tidak akan mampu menembus dinding-dinding takdir." Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam Penyusun syarah dan penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017 menjelaskan maksud Syekh Athaillah mengenai usaha yang menggebu-gebu tidak akan mampu menembus dinding-dinding takdir. Semangat yang menggebu-gebu dalam bekerja dan berusaha, sehingga melampaui batas kewajaran, tetap tidak akan mampu mengubah takdir yang telah ditentukan Allah SWT. Tugas kita sebagai manusia hanyalah berusaha semampunya, sedangkan masalah hasil adalah ketentuan-Nya. Semua ketetapan-Nya adalah yang terbaik bagi hamba-Nya. Terkadang, kita merasa sesuatu itu baik bagi kita, padahal menurut-Nya tidak demikian. Terkadang kita merasa sesuatu itu buruk, padahal menurut-Nya adalah baik. Oleh karena itu, kita berdoa memohon yang terbaik bagi kita di dunia dan akhirat kelak. كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ Kutiba 'alaikumul-qitālu wa huwa kur-hul lakum, wa 'asā an takrahụ syai`aw wa huwa khairul lakum, wa 'asā an tuḥibbụ syai`aw wa huwa syarrul lakum, wallāhu ya'lamu wa antum lā ta'lamụn Artinya “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” QS Al-Baqarah ayat 216. Semua ini bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan tidak mau berusaha sama sekali. Tetapi, intinya, ketika kita sudah mengerahkan semua kemampuan dan berusaha keras maka hendaknya kita bertawakal. Allah SWT lebih tahu terhadap yang lebih baik bagi hamba-Nya. Kita tidak layak memberontak dan memantah sesuatu yang diinginkan-Nya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
. 26 212 42 262 145 403 154 233
manusia hanya berusaha tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah